Menjadi
penghuni liar bantaran kali serba tidak enak, harus siap jika
sewaktu-waktu digusur paksa. Itulah yang dialami Jokowi sekeluarga.
Bantaran Kali Anyar menjadi tempat tinggal ketiga, setelah sebelumnya
tinggal di daerah Srambatan dan bantaran Kali Pepe di Desa Munggung.
Sehari-hari, Jokowi kecil dihadapkan pada kehidupan yang keras. Setiap pulang sekolah, Jokowi membantu bapaknya
bongkar-muat gerobak kayu dan bambu. Begitu juga di hari libur, hanya
ada waktu sedikit untuk bermain. Sebagai sulung dari empat bersaudara,
dipundaknya ada tanggung jawab yang harus dipikul, membantu dan
menggantikan peran bapaknya dalam berbagai hal. Ini demi membantu uang
sekolahnya dan tiga adiknya yang sering telat, demi impiannya
mengangkat harkat diri dan keluarga.
Kerja keras ini membuat Jokowi menjadi anak yang mulai mengenal kemandirian, tak hanya bisa nyadhong
pada orangtua. Dia jadi tahu kalau mencari uang itu tidak mudah. Dan,
seperti tradisi pada umumnya, anak pertama diharapkan dapat mewarisi
dan meneruskan apa yang telah diperjuangkan orangtua: menjadi tukang
kayu.
"Ini novel yang enak dibaca dan menambah keyakinan pembacanya
bahwa kehebatan lebih sering lahir dari kesahajaan."
—Iwan "Bung Kelinci" Sulistiawan,
Sastrawan dan penulis Miskin Tapi Sombong dan Kupu-Kupu Pembunuh Naga
"Sebuah novel yang sangat inspiratif, lebih nyata, dan membumi."
—Imam Suwandi, Produser Metro TV
Melalui perjalanan rintang panjang, mengantarkan Jokowi meraih banyak peluang.
Sebuah novel layak baca untuk semua."
—Iwan Piliang, Citizen Reporter
"Jokowi ngawur dengan cara yang santun... aturan dengan cara yang santun,"
—Sujiwo Tejo, Budayawan (detik.com)
Judul | Jokowi, Si Tukang Kayu |
No. ISBN | 9786029346954 |
Penulis | GATOTKOCO SUROSO |
Penerbit | Ufuk Publishing House |
Tanggal terbit | September - 2012 |
Jumlah Halaman | 256 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | soft cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Biografi |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia · |
Rp |
Hemat Rp 8.980 |
Rp 35.920 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar